Senin, 21 Oktober 2013

Saya Mau Move ON!

17-10-13. 08.12pm.

Selamat malam.
Malam ini lagu first love milik utada hikaru kembali saya putar.
Kamu tanya mengapa? Ini semua karena setiap saya mendengarkan lagu ini,
sosokmu kembali berada di samping saya.
Bisa saya ajak bicara, menemani saya dengan senyuman.
ya.. walau kamu hanya diam membisu.

Sosokmu hadir membawa saya ke angan-angan.
Mengantar saya kedalam masa kejayaan kita dulu.

Malam ini, saya tak mau mengawali percakapan kita dengan menanyakan kabarmu lagi.
Karena saya benar-benar tak mau peduli. ya.. saya paksa untuk tak peduli lagi.
Karena saya tak mau terlarut larut lagi.
Saya mau bebas. Saya mau lepas dari jeratanmu.

Kamu tahu cinta pertama ?
Saya lelah. Kamu kecewakan.
Saya lelah. Kamu permainkan.
Saya lelah. Menunggumu dua tahun ini.

Inilah titik dimana saya sudah menemukan titik jenuh saya.
Kelihatannya kamu tak kunjung berubah.
Kamu masih saja tak bisa membedakan mana seseorang yang kamu butuhkan di masa sekarang dan di masa depanmu.
Kamu masih jadi Kamu yang kekanak-kanakkan !

Entahlah kenapa wanita seperti saya masih saja mencintai cowok yang doyan main cewek sana sini!
Entahlah kenapa wanita seperti saya masih saja luluh mendengar kata-kata palsumu yang sebenarnya kamu berikan tidak hanya pada saya!
Entahlah kenapa wanita seperti saya masih saja terlalu bodoh untuk tetap menjadikan mu sebagai satu-satunya setelah kamu menolak saya puluhan kali!
Saya bilang saya mesti setia, saya mesti sabar menunggu. Wong kamunya ganti-ganti pacar gitu. Mau sebodoh apa sih saya?

Hey, dengarlah ini baik-baik!
Saya mau move on!

Move on disini bukan berarti mengganti paksa dirimu dengan orang yang baru.
Tapi, membiarkan mu tetap di hati ini lalu perlahan-lahan akan menghilang dengan sendirinya.
Karena saya percaya itu akan terjadi, jika memang semuanya harus berjalan seperti itu.
Sama seperti kejadian dua tahun lalu, saya tak pernah mengira kan Bracom jadi moment terpenting di sepanjang hidup saya? Dulu. ya memang seharusnya berjalan seperti itu.

Tapi dulu ya tetap dulu.
Sekarang ya sekarang.
Dulu manis, iya memang. Tapi sekarang? Pahit kan? Jangan di manis-maniskan.
Dulu dan sekarang itu beda kan?

Saya tak pernah menyesali pertemuan kita.
Tak pernah ada rugi jika di telusuk.
Karena kamu hadir memberi banyak pelajaran.
Karena kamu hadir memberi banyak cerita untuk di kenang.
Karena kamu hadir memberi banyak luka, sehingga saya tahu apa itu bahagia.
Hey, tenang saja, kamu juga hadir membawa bahagia kok. Setidaknya kamu selalu menjadi sebab di balik senyum saya selama setahun belakangan hingga sekarang (sedikit)

Hey cowok berkacamata, hey cowok yang jadi penyebab saya suka matematika, hey cowok yang sekarang jadi wakil organisasi terkutuk. Saya ingin mengatakan sesuatu :”) kamu dengar baik-baik ya?

“Ketika kamu sudah bisa menjadikan saya sebagai satu satunya tujuan, itulah saat dimana saya tak lagi menyebutmu kekanak-kanakkan. Itulah saat dimana kamu berubah menjadi pria dewasa.”

Ini bukan kata-kata bualan. Ini bukan kata-kata tak terima diabaikan.
Tapi..
Jika memang kamu telah dewasa, seharusnya kamu tak mengabaikan cewek yang sudah menunggumu selama dua tahun ini. Padahal kamu tahu perjuangan dia.
Jika kamu tak lagi ke kanak-kanakan, seharusnya kamu bisa belajar menyayangi cewek yang rela melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Padahal kamu tahu sakitnya.
Bukan malah memberi cewek itu harapan-harapan palsu, meski sebenarnya kamu tahu ia tak akan pernah kamu jadikan satu satunya.
Soalnya kamu nggak pernah tau sih, berapa cowok yang saya usir hanya demi kamu.
Itu EGOIS namanya bro !
Yang lebih kekanak-kanakannya lagi, kamu mengabaikannya hanya untuk mengejar seseorang yang pernah menyakitimu.
Hey bodohkah kamu ? seharusnya untuk seorang ahli matematika sepertimu, bisalah menggunakan sedikit logikamu.
Tapi coba tanyakan pada cermin bro, itu CINTA atau OBSESI ?

Sudahlah, nasehatnya.

Saya mau moveon. Mau menjadikan kamu sebagai yang kedua, di bawah prestasi  yang ingin saya raih. Dari sini saya tak akan memelukmu dalam doa lagi, dari sini saya juga tak ingin mengetahui kabarmu lagi, dari sini saya hanya akan menunggu kehadiranmu, tapi jangan telat ya? saya takut orang lain datang terlebih dahulu sehingga kehadiranmu hanya sia sia belaka J

Saya mohon, jaga kondisimu ya? Walau banyak yang mesti kamu urusi di organisasi terkutuk itu, jangan buat kamu lupa makan. Walau kamu banyak ketinggalan pelajaran, jangan buat kamu berubah jadi cowok yang doyan menaruh buku di kolong. Tetap jadi laki-laki yang aktif di segala pelajaran ya?. Walau tak ada teman yang di ajak sembahyang ke padma, tolong jangan jadikan itu alasan kenapa saya tak melihat bije di dahimu. Walau teman-teman barumu mengejek suaramu, tolong jangan jadikan itu alasan untuk berhenti bernyanyi tak jelas karena saya selalu ingin kamu bisa menjadi dirimu sendiri. Jangan banyak pikiran. Jangan jadi orang yang panikan lagi ya? selesaikan masalah demi masalah agar vertigo mu tak kambuh lagi :*
 jadilah dirimu sendiri, Kamu yang saya kenal dan pahami.

Oh ya satu lagi, carilah wanita yang pantas. Wanita yang bukan hanya luarnya yang cantik tapi dalamnya juga. Carilah wanita yang mengerti kesibukanmu di organisasi itu, cari wanita yang rajin sembahyang agar saya tak lagi sedih melihatmu sendiri sembahyang di padma, cari wanita yang bisa di ajak makan di bakso junior atau buk sayu, cari wanita yang tak ciut nyalinya untuk merayakan bahkan mengucapkan selamat ulang tahun di ulang tahun ke tujuh belasmu nanti, cari wanita yang mau mengorbankan kebahagiaannya demi kamu, cari wanita yang mengerti kesibukanmu dan menjadikanmu sebagai satu-satunya tujuan. Cari wanita yang bisa di ajak curhat, memahami sifatmu dan penyakitmu. Cari wanita yg mau menerima kamu apa adanya, mau menerima kamu, bukan menerima si wakil ketua organisasi terkutut atau si juara umum tiga. Semoga kamu mendapatkan sosok yang saya sadari bisa mencintai kamu melebihi saya mencintai kamu :”)

Jaga dirimu baik-baik Cinta Pertama. Saya pergi. {}

Sabtu, 05 Oktober 2013

Kembalikan Kunci Saya !

05.10.13/8.29pm/Sehari setelah Study Tour.

Selamat Malam Cinta Pertama.
Hey ? kenapa saya masih bisa menyapamu seperti ini.
Saat dua hari lalu kamu telah menorehkan luka paling dalam di hati saya.
Saat dua hari lalu kamu buat saya menangis secengeng-cengengnya.

Ingat surat cinta yang saya kirim ke kamu ?
Tahukah kamu saya membuatnya sepenuh dan setulus hati ?
Saya membuatnya dengan seluruh perasaan yang saya miliki.
Dan dengan tetesan air mata rindu saya.

Saya kira kamu akan bangga tahu itu semua.
Walau kemungkinannya setipis apapun, tapi sebelumnya saya masih memiliki harapan.
Memiliki sejumpit harapan, kalau kamu akan berbalik dan akhirnya menoleh ke arah saya.

Tapi kenyataannya ?

Kamu tertawa.. menertawakan semuanya ? haha. LUCU !
Kamu hempaskan semua harapan yang saya miliki.
Semuanyaa..
Saat kamu mengatakan saya tak bisa jadi siapa-siapa di matamu.
Bahwa kamu ingin kembali dengan seseorang yang telah meninggalkanmu.

Hey bro ! setidaknya hargai apa yang telah saya buat, saya lakukan dan saya korbankan untukmu !
Hey bro ! saya kecewa.
Hey bro ! saya sakit disini.
Hey bro ! bisakah kamu berubah pikiran ? mengembalikan sejumpit harapan yang pernah saya miliki?

Pernahkah kamu sedikit saja memikirkan perasaan saya ?
Pernahkah kamu memikirkan saya di sela doamu ?
Pernahkah kamu merindukan saya ?
Pernahkah kamu merasa kehilangan saya ?
Pernahkah kamu menginginkan saya ?
Pernahkah kamu … pernahkah kamu ! pernahkah kamu!

:’(

Kemarin… sepertinya study lapangan ya ?
Apa kata-kata saya salah ? karena saya tak benar-benar merasa seperti berstudy lapangan kemarin.
Tak seperti tahun lalu.
Saat sosokmu masih di dekat saya. Saat keadaan tak seperti ini.

Saya kembali menyadari. Betapa besar andil mu merubah hari saya.
Saat sosokmu tak ada di dekat saya, kegiatan semenyenangkan apapun akan terasa hambar.
Saat sosokmu tak ada lagi, seseru apapun teman dan sahabat saya, tetap saja ada bagian kecil di sudut sini yang terasa hampa dan meronta seperti kehilangan pemiliknya.

Kamu telah menyakiti hati saya.
Kamu telah menghempas semua kemungkinan.
Namun, kenapa saya masih bisa mencintaimu tanpa harapan seperti ini?
Kenapa rasa ini enggan menghilang ?

Saat kelas sepuluh saya yakin setelah kita pisah kelas, saya akan melupakanmu.
Lalu sekarang saya yakin setelah saya masuk kuliah nanti, saya akan melupakanmu.
Lalu bagaimana dengan tiga tahun kedepan?
Lima tahun kedepan ? sepuluh tahun kedepan ?
Apakah jantung ini masih terpompa dengan cepat setiap menatap matamu?
Apakah tetesan air mata saya masih disebabkan olehmu ?

Tolong. Tolong. Kembalikan kunci itu
Kembalikan kunci hati saya, agar hati saya bisa terbuka kembali
Agar orang lain selain kamu bisa datang ke hati saya
Agar kamu bisa segera saya usir dari hati saya

Saya tak kunjung mengerti. Tak pernah mengerti  !
Kenapa dua tahun lalu kita dipertemukan?
Apakah kemungkinan akan berubah jika saya tak mengikuti bracom ?
Apa semuanya akan baik-baik saja jika kita seharusnya tak pernah sekelas ?

Saya muak dengan keadaan ini !
Bukan muak di gantung !
Tapi muak memiliki perasaan ini !
Kenapa dari dua tahun lalu saya tak pernah kehilangan secuilpun perasaan inI !

Kamu kan sudah menyakiti hati saya berulang kali.
Kamu kan sudah tidak peduli lagi dengan saya.
Kamu kan seharusnya sudah bukan siapa-siapa lagi :’(

Saya muak !!!
……..
……..
…….
……….

Kembalikan kunci saya ! kembalikan !!!!!!!!!!!!!!!

Surat Cinta Untuk Ketua Panitia Bracom’13 :')

14/09/13. 08.11 pm. Today, Bracom’13.

Bracom? mengingat nama kegiatan itu saja, yang teringat hanya kamu.
Bagi gadis seperti saya, Bracom adalah moment paling tak terlupakan ! paling !
Karena yes, itu moment pertama bertemu kamu.
Cinta pertama saya.

Siang itu, saya sedang menunggu… menunggu hasil bracomlah.
Tapi entah kenapa kaki ini akhirnya melangkah ke aula.
Waktu itu saya hanya gadis yang di ajak oleh sahabat saya bertemu seseorang asing bernama kamu.
Tak ada firasat, saya hanya mengikuti takdir.

Saya temukan sosokmu di antara bangku-bangku aula.
Dengan beberapa gadis mengerumuni.
Kamu yang awalnya saya kira “ada apa-apa”dengan sahabat saya.
Malah akhirnya “ada apa-apa” di hati saya.
Sejak saat itu, saya mulai terhipnotis dengan senyummu, dengan tawamu.

Hay anak SMP sebelah! kenapa kamu begitu keren?
Hay cowok berkacamata! bisakah saya mengetahui namamu?
Hanya itu yang terpikir waktu itu.

Saya masih ingat semua detail yang terjadi saat itu.
Hingga saat ini *dua tahun kemudian

Waktu berjalan cepat.
Tinta takdir terukir indah di kertas kehidupan.
Untuk Saya dan kamu (?)

Dua tahun berlalu.
Banyak kejadian mustahil yang akhirnya terjadi.
Banyak rencana Tuhan yang menjadi surprise bagi saya.

Senang rasanya saya, PERNAH jadi salah satu bagian dari kisahmu.
Senang rasanya saya, PERNAH begitu dekat denganmu dulu
Senang rasanya, kamu bisa tahu perasaan saya pada akhirnya.
Senang rasanya bisa memahami isi pikiranmu :’ but not your heart.
Yang saya sesali sampai sekarang hanya.. kenapa dari dulu sampai sekarang saya tak pernah mengerti isi hatimu? sekalipun saya mengetahui semua tentangmu. Semua isi pikiranmu.

Yang jelas saya sudah berusaha semampu saya selama setahun dulu.
Walau akhirnya, haha tragis sekali :’)
Saya tak memiliki keberanian. Saya tak memiliki nyali. Itu yang saya sesali.
Yang penting kan kamu bahagia, walau dengan persepsi saya sendiri.
Yang jelas saya berterimakasih untuk satu tahun ini. Begitu manis. Begitu pahit.

Akhirnya ya ini.. hanya ini yang bisa saya lakukan. MENJAUH.
Saya menjauh bukan karena benci, bukan karena saya berubah sombong atau apalah yg mungkin ada di pikiranmu saat ini.
Saya hanya menjauh agar rasa cinta ini bisa tercabut sampai ke akar-akarnya.
Agar kamu tak lagi memenuhi seluruh ruang di hati saya.
Buat apa saya beracting sebagus ini hanya untuk main-main saja.
Intinya. saya menjauh agar kita berdua tak saling menyakiti lagi.
Buat apa saya terus terusan mencintai kamu yang tak pernah memasukkan nama saya di list perjalanan cinta kamu kedepan?
Buat apa juga kamu membiarkan saya mengintili kehidupan kamu yang begitu bahagia dan damai bersama cewek cewek itu ?
Ini bahagia. Untuk saya (?) dan untuk kamu (?)

Hari ini Bracom juga.
Wah selamat ya? Kelihatannya kamu jadi bagian penting dalam kegiatan kali ini :’)
Tapi kenapa mesti Bracom? Tak ada acara lainkah yang harus kamu handle?

Ini semua membuat saya berangan-angan.
Mengangan-angankan semua kalimat berawalan “mungkin” yaa.. seperti..
Mungkin.. akan lebih baik jika dulu saya sempat menceritakan hal ini.
Mungkin.. kita bisa bercerita bersama tadi tentang kejadian dua tahun lalu.
Mungkin.. bracom tahun ini akan semanis bracom dua tahun lalu, bahkan lebih manis :’)

Oke, nyatanya? Buruk. Really Bad.
Jika ada penobatan hari terburuk setiap bulan, mungkin hari ini jadi juaranya.
Entahlah, saya pikir saya sudah bisa melupakanmu.
Tapi ternyata?
Melihatmu tadi, sangat acuh pada saya, membuat saya yakin saya belum bisa melupakanmu.
Melihatmu tadi, tak kalah keren di banding dua tahun lalu, membuat saya ingin memilikimu lagi.

Malam ini saya menulis tentangmu lagi.
Menambah tumpukan surat cinta yang saya buat dari dulu, namun tak pernah saya kirim ke kamu.
Padahal kemarin kemarin saya sudah berjanji tak akan menulis tentangmu lagi.
Tapi mau bagaimana lagi?
Kamu sih jadi trending topic di pikiran dan hati saya hari ini.

Sudahlah saya tau diri kok. Saya kan gadis yg tak pernah kamu pedulikan.
Lagipula saya sudah menjauh dari kamu.
Saya juga tak ingin langkah saya untuk melupakanmu ambruk lagi.

Tapi jika kamu sedang membaca tulisan ini.
Saya mau menyampaikan sebuah pesan …

“Saya si gadis bertas batik dua tahun lalu, benar benar merindukan satu-satunya cowok yang bersinar di Bracom dua tahun lalu, dan kangen sekali sama cowok yang sinarnya tak terjangkau di Bracom tahun ini”


Dari Penggemarmu, MantanSahabatmu, dari yang masih mencintaimu.