17-10-13. 08.12pm.
Selamat malam.
Malam ini lagu first love milik utada
hikaru kembali saya putar.
Kamu tanya mengapa? Ini semua karena setiap
saya mendengarkan lagu ini,
sosokmu kembali berada di samping
saya.
Bisa saya ajak bicara, menemani saya
dengan senyuman.
ya.. walau kamu hanya diam membisu.
Sosokmu hadir membawa saya ke
angan-angan.
Mengantar saya kedalam masa kejayaan
kita dulu.
Malam ini, saya tak mau mengawali
percakapan kita dengan menanyakan kabarmu lagi.
Karena saya benar-benar tak mau
peduli. ya.. saya paksa untuk tak peduli lagi.
Karena saya tak mau terlarut larut
lagi.
Saya mau bebas. Saya mau lepas dari
jeratanmu.
Kamu tahu cinta pertama ?
Saya lelah. Kamu kecewakan.
Saya lelah. Kamu permainkan.
Saya lelah. Menunggumu dua tahun ini.
Inilah titik dimana saya sudah
menemukan titik jenuh saya.
Kelihatannya kamu tak kunjung
berubah.
Kamu masih saja tak bisa membedakan
mana seseorang yang kamu butuhkan di masa sekarang dan di masa depanmu.
Kamu masih jadi Kamu yang kekanak-kanakkan
!
Entahlah kenapa wanita seperti saya
masih saja mencintai cowok yang doyan main cewek sana sini!
Entahlah kenapa wanita seperti saya
masih saja luluh mendengar kata-kata palsumu yang sebenarnya kamu berikan tidak
hanya pada saya!
Entahlah kenapa wanita seperti saya
masih saja terlalu bodoh untuk tetap menjadikan mu sebagai satu-satunya setelah
kamu menolak saya puluhan kali!
Saya bilang saya mesti setia, saya
mesti sabar menunggu. Wong kamunya ganti-ganti pacar gitu. Mau sebodoh apa sih
saya?
Hey, dengarlah ini baik-baik!
Saya mau move on!
Saya mau move on!
Move on disini bukan berarti
mengganti paksa dirimu dengan orang yang baru.
Tapi, membiarkan mu tetap di hati ini
lalu perlahan-lahan akan menghilang dengan sendirinya.
Karena saya percaya itu akan terjadi,
jika memang semuanya harus berjalan seperti itu.
Sama seperti kejadian dua tahun lalu,
saya tak pernah mengira kan Bracom jadi moment terpenting di sepanjang hidup
saya? Dulu. ya memang seharusnya berjalan seperti itu.
Tapi dulu ya tetap dulu.
Sekarang ya sekarang.
Dulu manis, iya memang. Tapi
sekarang? Pahit kan? Jangan di manis-maniskan.
Dulu dan sekarang itu beda kan?
Saya tak pernah menyesali pertemuan
kita.
Tak pernah ada rugi jika di telusuk.
Karena kamu hadir memberi banyak
pelajaran.
Karena kamu hadir memberi banyak
cerita untuk di kenang.
Karena kamu hadir memberi banyak
luka, sehingga saya tahu apa itu bahagia.
Hey, tenang saja, kamu juga hadir
membawa bahagia kok. Setidaknya kamu selalu menjadi sebab di balik senyum saya
selama setahun belakangan hingga sekarang (sedikit)
Hey cowok berkacamata, hey cowok yang
jadi penyebab saya suka matematika, hey cowok yang sekarang jadi wakil
organisasi terkutuk. Saya ingin mengatakan sesuatu :”) kamu dengar baik-baik
ya?
“Ketika kamu sudah bisa menjadikan saya sebagai satu satunya
tujuan, itulah saat dimana saya tak lagi menyebutmu kekanak-kanakkan. Itulah
saat dimana kamu berubah menjadi pria dewasa.”
Ini bukan kata-kata bualan. Ini bukan
kata-kata tak terima diabaikan.
Tapi..
Jika memang kamu telah dewasa,
seharusnya kamu tak mengabaikan cewek yang sudah menunggumu selama dua tahun
ini. Padahal kamu tahu perjuangan dia.
Jika kamu tak lagi ke kanak-kanakan,
seharusnya kamu bisa belajar menyayangi cewek yang rela melakukan apapun demi
kebahagiaanmu. Padahal kamu tahu sakitnya.
Bukan malah memberi cewek itu
harapan-harapan palsu, meski sebenarnya kamu tahu ia tak akan pernah kamu
jadikan satu satunya.
Soalnya kamu nggak pernah tau sih,
berapa cowok yang saya usir hanya demi kamu.
Itu EGOIS namanya bro !
Yang lebih kekanak-kanakannya lagi, kamu
mengabaikannya hanya untuk mengejar seseorang yang pernah menyakitimu.
Hey bodohkah kamu ? seharusnya untuk
seorang ahli matematika sepertimu, bisalah menggunakan sedikit logikamu.
Tapi coba tanyakan pada cermin bro,
itu CINTA atau OBSESI ?
Sudahlah, nasehatnya.
Saya mau moveon. Mau menjadikan kamu
sebagai yang kedua, di bawah prestasi
yang ingin saya raih. Dari sini saya tak akan memelukmu dalam doa lagi, dari
sini saya juga tak ingin mengetahui kabarmu lagi, dari sini saya hanya akan
menunggu kehadiranmu, tapi jangan telat ya? saya takut orang lain datang
terlebih dahulu sehingga kehadiranmu hanya sia sia belaka J
Saya mohon, jaga kondisimu ya? Walau
banyak yang mesti kamu urusi di organisasi terkutuk itu, jangan buat kamu lupa
makan. Walau kamu banyak ketinggalan pelajaran, jangan buat kamu berubah jadi
cowok yang doyan menaruh buku di kolong. Tetap jadi laki-laki yang aktif di
segala pelajaran ya?. Walau tak ada teman yang di ajak sembahyang ke padma,
tolong jangan jadikan itu alasan kenapa saya tak melihat bije di dahimu. Walau teman-teman
barumu mengejek suaramu, tolong jangan jadikan itu alasan untuk berhenti bernyanyi
tak jelas karena saya selalu ingin kamu bisa menjadi dirimu sendiri. Jangan
banyak pikiran. Jangan jadi orang yang panikan lagi ya? selesaikan masalah demi
masalah agar vertigo mu tak kambuh lagi :*
jadilah dirimu sendiri, Kamu yang saya kenal
dan pahami.
Oh ya satu lagi, carilah wanita yang
pantas. Wanita yang bukan hanya luarnya yang cantik tapi dalamnya juga. Carilah
wanita yang mengerti kesibukanmu di organisasi itu, cari wanita yang rajin
sembahyang agar saya tak lagi sedih melihatmu sendiri sembahyang di padma, cari
wanita yang bisa di ajak makan di bakso junior atau buk sayu, cari wanita yang
tak ciut nyalinya untuk merayakan bahkan mengucapkan selamat ulang tahun di
ulang tahun ke tujuh belasmu nanti, cari wanita yang mau mengorbankan
kebahagiaannya demi kamu, cari wanita yang mengerti kesibukanmu dan
menjadikanmu sebagai satu-satunya tujuan. Cari wanita yang bisa di ajak curhat,
memahami sifatmu dan penyakitmu. Cari wanita yg mau menerima kamu apa adanya,
mau menerima kamu, bukan menerima si wakil ketua organisasi terkutut atau si
juara umum tiga. Semoga kamu mendapatkan sosok yang saya sadari bisa mencintai
kamu melebihi saya mencintai kamu :”)
Jaga dirimu baik-baik Cinta Pertama.
Saya pergi. {}